0

Untuk Bidadari Surga dan Hatiku

Selasa, 19 Juni 2012
Share this Article on :


ya Tuhan,, getaran seperti apa ini?
jantung ku terasa berdegub lebih cepat
aku tak kuasa menahan guncangan nya
lagu ini, mengingatkan ku akan kenangan yang hampir terkubur
tentang dia yang berada jauh dari pandangan ku
ingin ku sapa dia yang kini menjadi bidadari surga
dia yang ku cinta, bagaimana keadaan mu saat ini sayang?
lihatlah.. aku masih mencinta seperti pertama kita berpapasan muka.
***
sore itu..
aku menunggu nya dengan penuh kepastian
disebuah taman dekat rumahnya.
tersenyum sembari berkunang mata ku bila ku membayangkannya.
“HEEIII”… lembut suara sapa itu menghantam gendang telinga hingga hati ku.
ku rasakan sesuatu memenuhi genggaman tangan, lembut jemarinya terasa bersetubuh dengan jemari kasar ku.
rambutnya indah terurai, wangi parfumnya masih seperti dulu semenjak aku mengenalnya 4 tahun silam, dia membuat aku jatuh cinta lagi.. oh Tuhan.. dia bidadari hati ku, terima kasih Engkau mengirimkannya untuk ku, aku berkata dalam diam ku mengaguminya.
“kok malah bengong?, kita ga jadi pergi?”, hentaknya mengoyak keheningan.
lalu ku dekati daun telinga berwarna merah muda itu dengan perlahan, “kamu cantik” bisik ku,
dorongan batin ku, mengubah dingin sikap ku.
seorang pria pendiam kini menjadi gagah di depan nya.
“aku masih disini, selalu jadi milik kamu” balasan kata-kata nya terasa menghantam jantung ku bertubi-tubi.
***
belum selesai dia menaiki motor berwarna merah yang ku siapkan untuk membawanya pergi sore itu,
terlihat wajah indah itu mulai memucat, bibirnya tak sebasah 10 menit yang lalu.
“jangan khawatir, aku baik-baik aja”, gumamnya meyakinkan bimbang hati ku..
***
entah kenapa hatinya berontak ingin melihat matahari terbenam hari itu.
ku penuhi impian nya tanpa ku tau, itu adalah hari terakhir ku berbisik kata cinta.
dari punclut Bandung, jam 6 sore..
duduk disebuah bongkah ranting besar, ku lihat dia menikmati indah matahari yang mulai tersembunyi.
ku kecup keningnya, begitu dingin tubuh itu, dia tersenyum dan berkata : “aku selalu sayang ma kamu, matahari memang hilang, tapi akan muncul lagi, begitu juga dengan cinta ku, jangan nangis yah”.
perlahan malam menjemput, begitu juga Tuhan…
penyakit leukimia yang mengerogoti tubuhnya hingga sisa nafas sore itu, itulah kata terakhir yang dapat ku rasakan lewat nafasnya.
karna dia telah pergi untuk selamanya..
UNTUK MU.. SELALU..


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar